mitramabestnipolri.com | Tanimbar_
Bertempat di Lantai 1 Kantor Bupati Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Tanimbar, kepada media ini, di ruang kerjanya, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB), Elisabeth .I Werembinan, SE, MT sebagai pelaksana fungsi tehnis dalam memberikan pelayanan terhadap perempuan dan anak yang mengalami kasus kekerasan ungkap keseriusannya gencar melakukan berbagai program kerja dalam rangka tingkatkan pendampingan, sosialisasi, edukasi dan motivasi. Rabu (31/01/24) siang.
Menyikapi trend kasus ini semakin meningkat sejak diakhir tahun 2023, hingga awal tahun 2024 ini Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk Dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Kabupaten Kepulauan Tanimbar sudah melakukan pendampingan sebanyak 5 sampai 6 kali pendampingan kasus kekerasan terhadap anak maupun perempuan.
“ Untuk Januari saja memang kami sudah disibukkan dengan pendampingan korban kekerasan dan itu korbannya cukup banyak, ada satu kasus, korbannya bisa 3 sampai 4 korban kekerasan anak, jadi memang cukup tinggi, untuk 1 kasus pelakunya juga bisa lebih dari 1 orang pelaku, ada juga bawaan dari kasus sebelumnya, tidak semuanya di tahun yang ini karena kasus yang belum terselesaikan di tahun 2023 masih ada.” ungkap Elisabeth.
Lanjutnya kepada media ini, belum banyak kasus yang dilaporkan untuk mendapatkan pendampingan, Elisabeth akui keterbatasan tenaga staf yang terbatas, namun memiliki fasilitas lengkap kendaraan mobil perlindungan dari bantuan kementerian, pemeriksaan lapangan menggunakan kendaraan untuk pendampingan dan diberi fasilitas anggaran berupa biaya bahan bakar (BBM), dana konsumsi korban dan anggaran lainnya untuk melakukan penanganan dan pendampingan maksimal dengan metode tertentu, terhadap korban kekerasan anak.
Dirinya menuturkan misalnya ada korban yang membutuhkan waktu lebih dari sehari bahkan berminggu-minggu untuk proses hukum ke pihak berwajib, tentunya bisa difasilitasi nginap dan ini sudah berlangsung sejak bulan Januari tahun 2023 dan sebagian besar korban mendapat kekerasan dalam bentuk fisik, kekerasan psikis, kekerasan seksual, perdagangan manusia, baik itu anak maupun perempuan.
Sambungnya, tahun 2023 sudah tersosialisasi keliling sekolah-sekolah dan bila anggaran sudah jalan, tentunya dimulai lagi dengan sosialisasi ke lapangan, sosialisasi di gereja-gereja, kerjasama dengan para Kepala Desa, sosialisasi terhadap masyarakat untuk memastikan, anak-anak harus tahu bagaimana menjaga diri dan juga sosialisaai terhadap orang tua untuk lebih berhati-hati menjaga serta mendidk dan mengawasi anak-anak supaya jangan jatuh sebagai korban kekerasan anak, betapa pentingnya pendidikan moral, toleransi, taat kepada orang tua, taqwa kepada Tuhan, semuanya terpatri dan menjadi landasan pijak untuk berperilaku.
“ Kami butuh edukasi dari semua pihak terhadap masyarakat terutama orang tua menganggap bahwa pendidikan itu adalah di sekolah, padahal 80% pendidikan anak dan pembentukan karakter ada di rumah, anak-anak keluar sampai jauh malam, orang tua tidak peduli dan tidak tanya anaknya dimana
Ini kurang pengawasan orang tua.” tandasnya.
“ Anak-anak perlu diberi motivasi bahwa masa depan masih panjang, jangan hanya terjebak dengan menginginkan hal-hal yg lain, kalau ada orang asing yang menawarkan begitu, harus berpikir bahwa pasti mau menuntut sesuatu yang tentunya merugikan anak-anak, melalui hanphone jangan menerima pertemanan dari sembarangan orang. tegas Elisabeth.
Mengakhiri jumpa persnya, Elisabeth sampaikan untuk dalam waktu singkat akan dibentuk pilot proyek di tahun ini yaitu program Desa Ramah Perempuan dan peduli anak, dicanangkan di beberapa desa sehingga warga masyarakat juga ikut terlibat.
“ Tidak semua hal yang sangat sensitif harus kami ungkap kepada media, namun kami butuh pers dan siaran pers juga sudah cukup eksis untuk banyak kejadian anak yg exposnya cukup intens, kami masih pada bagaimana menangani anak korban kekerasan dengan baik saja, itu yang lebih kami utamakan supaya mereka mendapatkan keadilan.” tutupnya. (Joko)